Kamis, 11 Oktober 2012

SASTRA



aku belajar dari cinta sahabat


            Separuh jiwa anak bangsa yang mempunyaiimpian: merubah pemikiran anak bangsa zaman sekarang yang mulai memikirkanbanyak hal yang salah, agar lebih baik demi menuju masa depan yang indah.
                Disini aku mencoba belajar untukmencari arti sebuah kehidupan, agar dunia tahu bahwa akulah seorang penerusbangsa yang akan menulis sebuah coretan kecil dalam makna keseharian bangsa. 


          Hai, teman perkenalkan! Namaku Dini Aprisia, panggil sajaaku dini. Saat ini aku tengah duduk di bangku kelas 1 SMP, aku bersekolah disalah satu SMP terfavorite yang ada di daerah kota besar aceh.
          Aku mempunyai kehidupan yang cukup sempurna bagiku denganmempunyai 2 orang sahabat yang cukup setia dalam mengajari aku untuk melangkah,walau terkadang aku sering kali mengecewakan mereka tetapi, tetap saja merekasabar mengajari aku dengan penuh cinta dan kasih. Jujur aku ingin sekaliseperti kedua sahabatku yang cukup membanggakan dalam menunjukkan prestasimereka tetapi, bukan aku tak bisa, hanya saja aku kurang terbiasa untuk halsemacam itu.
          Sahabat pertamaku bernama Gea Nassila, panggil saja diaGea. Gea mempunyai karakter yang cukup pantas untuk kita contah dalamkehidupan, begitu juga dengan sahabatku Isa. Mereka memang cukup jauh berbedakarakternya dengan aku yang seorang pemalas dan kurang disiplin.
          Hari itu tepatnya hari senin, kudengar suara ketukan pintubeberapa kali sambil memanggil manggil namaku. “dini,dini,dini! Ayo, bangun,ini sudah waktunya untuk bersiap siap berangkat kesekolah dini..!” seru mamakuberulang kali. Namun, tak ada jawaban, aku masih saja tertidur didalam kamaryang nyaman itu. Tetapi, aku fikir fikir jika aku terus saja tidur dan masihsaja bermalas malasan seperti ini, maka matahari yang sudah menerangi kamarkupasti akan marah besar melihat aku setiap paginya bersikap seperti ini.Baiklah, kini aku menyerah dan bangun untuk bergegas berangkat kesekolah bersamakedua sahabatku.
          Beberapa menit kemudian setelah aku selesai sarapan pagi,kulihat kedua sahabatku sudah menungguku sejak tadi rupanya. “aduh lupa!Yaampun maaf ya, udah buat kalian nunggu lama…” ucapku sedikit tak enak hatikarena kejadian seperti ini setiap hari harus terulang.
          “iya gak apa apa kok!” jawab isa tersenyum hangat
          Aku dan kedua sahabatkupun pergi dengan wajah berbinarceria tetapi, sesampai ditengah perjalanan aku merasa ada sedikit kejanggalandidalam tas ranselku, dan ternyata setelah aku memeriksanya memang benar akulupa membawa sebuah buku cetak matematika, yang seharusnya hari ini harus akukembalikan ke perpustakaan.
          Dan terpaksa dengan wajah sedikit kesal aku turun darimobilku dan masuk kedalam kamarku untuk mengambil buku itu tetapi, kulihatmengapa wajah sahabatku begitu masih berbinar indah untuk dipandang?! Akupun bertanya.“tidak kecewakah kalian dengan kecerobohan yang selalu aku buat?” Mereka hanyamengangguk dengan jawaban “Tidak!” benar sangat penyabar mereka.
          Sesampai disekolah, tetap dengan keseharian biasa yang akubuat yaitu, membuat sebuah kejailan sehingga membuat mereka menjadi tertawakarena aku tetapi, seringkali kejailan yang aku buat bukan membuat merekatertawa tetapi, malah membuat mereka menjadi marah melihat tingkahku yang masihseperti anak anak. Padahal sudah berulang ulang kali, kedua sahabatku mengajariaku untuk tidak membuat hal semacam itu lagi, karena aku yang sudah berumur 13tahun  harus belajar untuk lebih mandiriagar tidak selalu tergantung kepada orang lain.
          Beberapa menit kemudian, kudengar suara langkah kaki menujuruang kelasku dan ternyata itu guruku pak Yan, guru kesenian yang mengajarkankami untuk lebih mencintai budaya tersendiri dan mengambil kesimpulan daribudaya bangsa lain.
          Pak Yan guru kesenian yang cukup baik dan penyabar dalammengajari kami walaupun, terkadang pak yan sering kesal melihat sikapku yangsuka mengganggu temanku dalam belajar. Apalagi keburukanku yang sangat gemarmenyontek. Pernah seiring waktu, aku berkhayal bahwa jati diriku mulai bisaberubah menjadi sosok gadis yang cukup baik tetapi, kurasa itu hanya sebuahkhayalan yang belum pasti menjadi nyata bila aku tak mau belajar untukterbiasa.
          Dua jam kini sudah berlalu tenang, lonceng sekolahku mulaimemainkan panggilannya yang berarti waktu istirahat telah tiba, akupun berjalanmenuju kearah kantin sekolah dan mulai memilih bangku yang kosong untuk tempatyang mau aku duduki bersama dua sahabatku Gea dan Isa. Lain mereka dan laindengan aku, selesai waktu istirahat mereka selalu meminjam buku diperpustakaanuntuk dibaca, sedangkan aku yang selalu saja dengan kebiasaan yang samamengganggu teman teman yang lain.
          20 menit kini sudah berujung, waktu istirahat sudah habis.Aku dan teman temanku kembali lagi masuk kedalam kelas untuk memulai pelajaran,beberapa menit kemudian aku dipanggil untuk segera menemui kepala sekolah, akufikir ini sebuah hari yang cukup buruk dalam hidupku, karena aku harus sukarelamenerima hukuman dari bu yanti, akibat kejailanku mengganggu safnah hingga iamenangis tak henti jua, selain itu ternyata aku lupa membuat pr matematika ku,karena kesalahan tersebutlah aku harus cukup malu menghadap kepala sekolahdidepan orangtua ku untuk diberi sanksi atas kenakalanku.  
            Benar sangat maludiriku, karena harus menerima hukuman di skor selama 1 minggu, disini lah akutersadar bahwa kesalahan yang aku buat memang benar benar membuat semua orangmenjadi marah dengan wajah padam. “maafkan lah atas semua kesalahanku yasafnah!” ucapku tertetes berlinang air mata
          “iya, maafkan safnah juga ya! Karena gara gara safnah, diniharus seperti ini..”
          “iya safnah tetapi, bukan salah kamu ini memang kesalahanyang harus bisa aku rubah dalam waktu 1 minggu! Pegang janjiku ya safnah,janjiku yang akan berubah dalam waktu 1 minggu ini...”
          Safnah hanya terdiam dan mengangguk dengan sedikitkeyakinannya. Dengan penuh kepercayaanku, kedua sahabatku mendukungku dalam halitu. Dengan bantuan dari cinta dan kasih sayang mereka, aku yakin aku bisamembanggakan kedua orangtuaku serta kedua sahabatku yang selama ini selalu adadisetiap sisi aku membutuhkan mereka.
          Satu minggu telah aku lewati dengan berbagai cara perubahanyang cukup jauh sangat berbeda dengan kebiasaanku dan Alhamdulillah berkatdukungan dari orang yang menyayangi aku, aku bisa merubah itu semua 100 persenkebiasaan jelek yang kini sudah lenyap dari diriku.
          “terima kasih atas cinta yang sudah kalian berikan kepadakusahabatku! Semua kejelekan itu akan kusimpan dalam memoriku, agar aku dapatmerasakan bagaimana dulunya aku yang sangat buruk dalam Etika dan kurangdisiplin…”
           Sekarang aku tersadar,bahwa banyak pemikiran anak bangsa yang cukup jauh tak pantas untuk menjadisosok yang dicontoh, kulihat setelah aku berubah jauh ternyata masih banyakanak anak lainnya yang masih seperti jati diriku yang dulu, aku fikir sudahsaatnya aku mulai mencari cara untuk mengubah semua pemikiran anak zamansekarang yaitu, dengan berbagai sikap dan sifat yang kita lontarkan kepadamereka dengan baik dan dengan itu, aku yakin mereka akan menyadari bahwa apalaharti sosok kehidupan ini bila seorang anak bangsa harus hancur hanya karenasebuah pemikiran yang salah, sekarang aku temukan sebuah impian yang memangbenar dari dalam hati nuraniku. Impianku yaitu, ingin merubah semua jalanpemikiran anak bangsa yang salah.
          Semua sahabatku kini memandangku dengan penuh kebanggaanbesar, kuharap hal buruk takkan terjadi lagi dalam hidupku jika aku takceroboh.
          Sekarang tak adalagi acara mengganggu teman, menyontek,apalagi ceroboh dalam melakukan sesuatu, disini aku benar benar menemukansebuah arti persahabatan yang cukup setia menemani aku dengan penuh cinta dankasih. Pagi hari ini cepat cepat aku bergegas untuk berangkat kesekolah, untukmenunjukkan berbagai tebar senyuman dalam menyambut prestasi untuk maju.Tetapi, pagi pagi kudengar suara seseorang marah marah padaku, ternyata iturena temanku dikelas sebelah.
          “eh dini, mana buku pr ips lo?! Sini cepat keluarin gua maunyontek..” pinta rena menjulurkan tangannya
          Sejenak aku terdiam dan menarik nafas panjang untukmenjawab. “maaf rena, aku hanya ingin mengajari kamu untuk sekarang lebihmandiri!” jawabku tersenyum
          “lo kok gitu sih dini? Lo tu udah aneh banget deh sekarang!Ngapain lo ikut ikutan sikap kedua sahabat lo ini..?!” sambung rena terheran
          “aku belajar berubah demi masa depan, rena! Jika aku terusterusan bermalas malasan untuk menatap dunia, maka dunia akan marah kepadakukarena sikapku yang dapat merusak pemikiran anak anak yang seharusnya menjadipenerus bangsa… maka untuk itu, disini aku belajar untuk memampang impiankuyang penuh dengan tekad!”
          Kini rena yang terdiam mendengar jawaban dariku, entah diasadar ataupun tidak sadar yang jelasku lihat dia meneteskan air mata dipipinyadan menarik napaf panjang, lalu berkata dengan suara nada lemah lembut. “akanaku ikuti dan akan aku sentuh jalan pemikiranmu untuk menyadari semua penerusbangsa!” ucapnya tersenyum haru
          Tak lama aku berjalan menuju kelas bersama kedua sahabatku,aku mendengar berbagai kata kata  bujukanyang kini jelas terpampang dimataku, aku menyaksikan kesedihan seorang temansekelasku yang baru saja putus cintanya dan sekarang ia menangis tersedu sedukarena Galau memikirkan sebuah rasa suka yang sudah hilang. Disitu aku dapatmengambil sebuah kesimpulan bahwa. “begitulah pemikiran anak zaman sekarang,mereka lebih memikirkan sebuah hal yang salah, dari pada harus memikirkansebuah masa depan yang sudah menatap mereka!”
          “sudah jimmy, tidak sepantasnya kamu sebagai seorangpelajar menangis hanya karena hal semacam tak penting itu! Ingatlah, kamuadalah sosok penerus bangsa yang harus berhasil dalam menggapai sebuahimpianmu, maka dari itu tanamlah impianmu dengan penuh rasa cinta dan tekad!”ucap isa sahabatku
          Aku mengacungkan kedua jempolku, dan memberi satu kedipanmata untuk meyakinkan bahwa itu satu hal yang akan terjadi nyata, bila kitamempunyai kepercayaan. Kupandang wajah jimmy dan kuhapus air matanya denganpenuh kasih sayang, disini kulihat seorang jimmy yang lemah karena terjatuhdalam hal yang salah. “berubahlah jimmy..!” ucapku mendekapnya
          “terima kasih dini, karena sudah mengajari aku dengansebuah impianmu yang cukup baik!” jawabnya yang kini menatap awan dengan wajahtersenyum bangga
          “sama sama jimmy! Beginilah sosok anak bangsa yang harusmenyadari bagaimana buruknya jika kita semua terdorong dan terjatuh dalam suasanagelap yang salah! Mari, tunjukkan pada dunia bahwa kitalah penerus generasibangsa yang baik…!”
          Impianku kini belum luluh menyadarkan semua anak bangsauntuk menuju coretan kecil dalam keseharian bangsa yang baik. Semoga denganini, anak bangsa bisa menyadari semua hal baik, dan membuang semua hal buruk.



Selesai
BY: TITA AMINATUZ ZAHRA

Tidak ada komentar: